Sunday 31 March 2013

Cerpen : Bunga yang Indah

Bunga yang Indah

          Seorang Nenek yang sakit parah merasa sangat sedih. Karena itu tiap hari, ia melamun di rumah sakit. Suatu hari cucunya, Dawson, datang menjenguknya. Walaupun telah dijenguk cucunya, ia tetap murung. Melihat Neneknya bersedih, Dawson merasa kasihan terhadap Nenek, maka Nenek diajak jalan-jalan keliling kota bersama salah satu cucunya. Mereka berkeliling melewati bangunan-bangunan megah, makam dan akhirnya menghampiri sebuah taman yang ditanami berbagai bunga yang indah. Nenek melihat bunga-bunga itu dan meminta Dawson menemaninya melihat-lihat bunga-bunga tersebut. Dawson menuruti Neneknya dan berhenti sebentar di taman tersebut.

          Ketika Nenek melihat-lihat bunga, ia berkata, "Cu, lihatlah bunga-bunga ini. Apakah mereka indah sekali?" Dawson menjawab, "Iya, Nek. Mereka sangat indah." Tiba-tiba, Neneknya menangis. Dawson bertanya, "Mengapa Nenek menangis? Adakah yang mengganggu? Siapakah dia yang berani mengganggu Nenek? Akan saya beri dia pelajaran yang tak bisa dia lupakan!" Sambil menangis, Nenek menjawab, "Tidak ada yang mengganggu Nenek, hanya saja Nenek menyesal." Dawson kebingungan, "Menyesal apaan, Nek?" Nenek menjawab, "Nenek menyesal karena Nenek telah menghabiskan hidup Nenek dengan sia-sia. Nenek merasa telah gagal dalam hidup ini. Ketika Nenek SMA dulu, Nenek malas dalam belajar sekaligus manja. Karena malas, Nenek tidak lulus SMA dan tidak meraih prestasi apapun. Setelah itu, Nenek bertemu dengan Kakek dan mempunyai anak. Sekali lagi, karena Nenek malas, Nenek tidak mengerjakan pekerjaan rumah, melainkan menyuruh Kakek membersihkan rumah dan bekerja. Untung saja Kakek sangat baik dan tidak marah. Lalu, ketika anak-anak Nenek sudah besar, Nenek menyuruh mereka bekerja membersihkan rumah, sedang Kakek pergi bekerja. Nenek sungguh jahat." Setelah berkata demikian, Nenek mulai memukul dirinya sendiri. Melihat Neneknya memukul dirinya, Dawson segera menahan Neneknya dan berkata, "Nek, janganlah bodoh. Nenek masih memiliki banyak waktu untuk menebusnya." Nenek pasrah dan berkata, "Sudah tidak ada waktu lagi, Nenek sudah sakit dan dekat ajal." Dawson mulai menangis sekaligus berkata, "Nek, jangan berkata begitu. Hiks... Hiks... Hiks... Kalau Nenek pergi, apa yang akan terjadi pada saya?" Nenek berkata, "Cu, Nenek memiliki sebuah permintaan. Cucu mampu menepatinya, tidak?" Dawson menjawab, "Mampu, Nek. Apakah itu?" Nenek berkata, "Cu, janganlah kamu meniru sikap Nenek. Cu, jadilah seseorang yang dapat Nenek banggakan, mekarlah menjadi seseorang yang hebat, seperti bunga-bunga ini yang telah mekar menjadi bunga-bunga yang indah. Kabulkanlah permintaan Nenek ini, ya, Cu?" Dawson setuju dan menjawab, "Baiklah, Nek, saya akan berjuang menjadi seseorang yang dapat menjadi suatu kebanggaan." Nenek akhirnya merasa senang dan berkata, "Terima kasih, Cu." Setelah berkata demikian, Nenek menghembuskan nafasnya yang terakhir.

          Dawson melihat Neneknya yang tlah meninggal berteriak, "Nenek, bangunlah! Jangan tinggalkan saya, Nek! Nenek!!!" Dawson langsung menangis ketika Neneknya meninggal.

          Keesokan harinya, dilaksanakannya upacara pemakaman Neneknya. Dalam pelaksanaan upacara pemakaman Neneknya, suasana sunyi disertai doa-doa. Setelah doa, upacara pemakaman dilanjutkan dengan suasana hening. Ketika suasana hening, Dawson mendengar suara yang berbunyi, 'Cu, ingatlah pesan Nenek, dan janganlah bersedih karena Nenek akan selalu menyertaimu.' Mendengar suara itu, Dawson bertekad untuk menjadi lebih baik.

No comments:

Post a Comment